Berkah Hujan dan Semangat Hafalan: Siswa SD Muhamadiyah Kota Madiun Pindah "Venue" dari Alun-alun ke Masjid Agung Kota Madiun


MADIUN – Sebanyak 200 siswa Sekolah Dasar Muhammadiyah Kota Madiun (Muhtadin) menunjukkan semangat menghafal Al-Qur'an yang luar biasa dalam sebuah kegiatan kreatif, pada hari jumat, 31 Oktober 2025. Uniknya, acara yang semula direncanakan sepenuhnya di ruang terbuka Alun-alun Kota Madiun, harus berpindah mendadak ke Masjid Agung Baitul Hakim Kota Madiun akibat guyuran hujan deras. Sebuah "skenario" yang membuktikan, tekad menghafal tak akan luntur hanya karena cuaca.

Jumat sore di Alun-alun Kota Madiun, suasana cukup sejuk dan cerah, ideal untuk kegiatan luar ruangan. Sekitar pukul 15.30 WIB, peralatan beserta media belajar kreatif, dan 200 siswa-siswi SD Muhammadiyah Kota Madiun mulai berdatangan di area alun-alun, di bawah rindangnya pepohonan. Dengan seragam olah raga khas sekolah dengan membawa bekal makanan ringan, air minum serta peralatan belajar. Siswa siswi datang dengan diantar oleh orang tua yang sangat supportif sekaligus juga antusias ingin melihat kegiatan Qurani yang diikuti putra putrinya.

Namun, sekitar pukul 03.45 WIB, langit di atas Alun-alun Kota Madiun tiba-tiba berubah gelap diiringi dengan gemuruh. Beberapa menit kemudian, hujan turun. Awalnya hanya rintik, namun cepat berubah menjadi guyuran deras yang memaksa panitia untuk bertindak cepat dan bergegas.

"Situasinya tidak terduga. Kami memang sudah menyiapkan rencana darurat, dan kali ini rencana darurat itu harus segera dieksekusi agar kegiatan tetap bisa dilaksanakan," terang Bapak Wahyu, ketua panitia pelaksana.

Dalam waktu singkat, dengan bantuan guru pendamping dan beberapa relawan, siswa  tersebut diarahkan untuk bergerak cepat. Tujuan mereka tak jauh, hanya berjarak beberapa langkah dari alun-alun: Masjid Agung Baitul Hakim Madiun.

"Agak basah sedikit sih, Bu, tapi seru! Kaya lagi evakuasi kegiatan!" celoteh salah satu peserta, Ilyas (10), sambil tertawa kecil saat tiba di serambi masjid. Reaksi ini menunjukkan bahwa perubahan mendadak justru menjadi pengalaman unik bagi anak-anak.

Setelah evakuasi selesai panitia sesegera mungkin untuk memulai acara. Acara diawali dengan penyambutan siswa melakukan presensi anggota kelompok oleh pendamping kelompok, dilanjutkan dengan  sambutan dari kepala sekolah SD Muhammadiyah kota, Ibu Dwi Harijati, S.Pd sekaligus membuka acara tersebut. Beliau menyampaikan bahwa inisiatif ini merupakan upaya penanaman karakter Islami dan cinta Al-Qur'an sejak dini. "Melihat ratusan anak berkumpul di ruang publik, bukan untuk bermain gawai, melainkan untuk melantunkan ayat suci, itu adalah pemandangan yang menenangkan jiwa. Ini membuktikan bahwa sekolah berkomitmen untuk membentuk bibit-bibit generasi qur'ani yang kuat," ujar beliau dalam sambutannya.

Sesi hafalan dilakukan di dalam Masjid Agung Baitul Hakim yang megah.hafalan dilakukan secara per kelompok dipandu oleh pendamping kelompok masing-masing. Sesi hafalan dikemas dalam berbagai jenis Fun Game, seperti Puzzle, susun gambar, lempar bola dan beberapa game menarik lainnya untuk membuat siswa tetap Fun dalam melaksanakan hafalan/Muraja’ah Perpindahan lokasi ini justru menambah kekhidmatan acara. Suara hafalan yang tadinya harus bersaing dengan bising kendaraan dan keramaian alun-alun, kini bergema di bawah kubah masjid, didukung arsitektur ruang yang mendukung akustik.

"Ini adalah pengingat bahwa Al-Qur'an bisa dibaca di mana saja, tapi hati akan selalu tenang saat membacanya di rumah Allah. Ini sekaligus jadi pelajaran ketangkasan dan adaptasi. Hujan? Ya gas ke Masjid! Begitulah cara anak-anak Muhtadin," tutup Bapak Muhlis dengan sedikit humor.

Kegiatan ini sukses diselesaikan menjelang waktu salat Maghrib, meninggalkan cerita menarik tentang ketangguhan siswa SD muhtadin yang tak gentar menghadapi tantangan cuaca demi menjaga hafalan kalam ilahi mereka.